Dalam tulisan ini, yang dimaksud 5S bukan 5S dalam
teknik dan sikap kerja yang terdiri dari Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi),
Seishou (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Sitshuke (Rajin), tetapi merupakan
akronim dari 5 (lima) huruf S yang terdiri dari Sistem, Sasaran, Sarana,
Sandaran, Saat. Lantas, apa hubungannya dalam proses dan kesinambungan bisnis?
1.
Sistem
Dalam kamus wikipedia , sistem
dimaknai sebagai kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah tertentu atau organisasi. Didalam sistem selalu ada
internal proses, selalu ada subyek / pelaku, dan selalu ada lingkungan yang
sedikit banyak mempengaruhi keberadaan sebuah sistem.
Pada sebuah organisasi, sistem mempunyai peran
penting dimana setiap pelaku di dalam organisasi memahami keberadaan sistem.
Dalam sebuah organisasi, struktur organisasi mencerminkan merupakan bagian
pokok sebuah sistem. Demikian halnya dalam pola interaksi didalamnya, misalnya
hubungan antar karyawan, hubungan dengan atasan, hubungan dengan departemen /
divisi lain, semua harus ada pola, bisa berupa tatanan, ketentuan, prosedur,
aturan kerja, peraturan perusahaan, dan lain-lain.
Keberadaan sistem juga tidak lepas dari lingkungan
yang melingkupinya. Terhadap perkembangan lingkungan yang sangat dinamis,
perusahaan harus mencermati dan mampu menyesuaikan (bukan serta mengikuti)
terhadap perubahan tersebut. Mengapa perlu? Karena di lingkungan-lah kita
bersaing menunjukkan keunggulan bersaing (competitive advantage) dengan
seluruh competitor. Di lingkungan pula terdapat pelanggan-pelanggan yang
setia menanti produk / jasa kita. Di sini juga ada ceruk pasar (potensi pasar)
yang selalu diincar para pelaku bisnis. Jadi, sistem sebuah organisasi harus
mudah beradaptasi, cepat merespon perkembangan, dan mampu menyesuaikan setiap
perubahan. Di lingkungan juga, perusahaan bisa semakin kaya pengetahuan, baik
pengetahuan terhadap pesaing (competitor knowledge), pengetahuan terhadap
pelanggan (customer knowledge), maupun pemahaman pasar secara umum (market
knowledge). Kekayaan pengetahuan ini-lah potensi yang dapat digunakan untuk
bagaimana mendesain produk / jasa yang baik, bagaimana menentukan struktur
harga yang kompetitif, bagaimana harus merumuskan sistem distribusi, serta
bagaimana menyusun strategi promosi yang efektif, dan tentu efisien.
Di dalam proses bisnis, beberapa sub sistem dalam
organisasi harus diperhatikan, misalnya;
a.
Model /
bentuk / wadah organisasi itu sendiri. Apakah berupa PT, CV, Fa, Koperasi UD,
dll.
b.
Struktur
organisasinya, meliputi siapa yang duduk pada level manajerial sampai ke
pelaksana, lengkap dengan pembagian tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
c.
Mekanisme
pengambilan keputusan, terutama siapa yang berwenang memutuskan, apa saja yang
harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan, serta bagaimana
melaksanakan keputusan yang terlah dibuat.
d.
Distribusi
informasi, yang meliputi bagaimana mekanisme dan teknis penyebaran informasi
bisa menyebar ke seluruh anggota (karyawan), sehingga setiap anggota mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh (akses) informasi, serta dapat memperoleh
informasi yang jelas, lengkap dan akurat.
e.
Bagaimana
mekanisme koordinasinya? Antar departemen, antar level manajerial, bahkan antar
karyawan.
f.
Ketersediaan
peralatan (tools), misalnya peraturan perusahaan, SOP, instruksi kerja,
standar produk, standar pelayanan dan lain-lain yang terkait.
g.
Model
evaluasi dan perbaikan. Ini perlu, karena tidak ada sistem yang sempurna,
sehingga selalu ada celah untuk dilakukan perbaikan / penyempurnan terhadapnya.
Kelamahan utama dalam sistem adalah tidak
konsistennya antara sistem yang dibuat dengan operasional pelaksanaannya. Sebagai contoh, jika kita berbicara MBS (mangement by
System), selalu berpotensi berubah menjadi management by selera. Misalnya,
setelah disepakati system penggajian, bos atau pihak yang berwenang “suka”
terhadap karyawan, maka “bos“ menyesuaikan gaji karyawan yang disukainya
tersebut sesuai dengan kemauannya. Tentu, hal ini melanggar rambu-rambu system yang
telah ditetapkan. Atau sebaliknya, sepatutnya karyawan berhak menerima ”lebih”,
tetapi karena tidak disukai bos (karena sering protes dll), gajinya diturunkan.
Duh…. Tapi ini-lah kenyataan yang sering terjadi.
2.
Sasaran
Setelah sistem terbentuk, selanjutnya perlu
ditetapkan sasaran organisasi. Seluruh anggota organisasi harus memahami apa sasaran
(dan tujuan) organisasi. Dengan semikian, seluruh sumber daya organisasi akan
digunakan secara totalitas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
sasaran;
a.
Sasaran
harus realistis, sehingga menjadi salah satu hal yang pasti dapat dicapai.
b.
Sasaran
harus disosialisasikan ke seluruh anggota, sehingga bisa dipahami secara jelas.
c.
Sasaran
harus dapat menjadi sumber motivasi seluruh anggota agar selalu menunjukkan
kinerja / prestasi terbaiknya.
d.
Sasaran
tidak boleh bertentangan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi.
e.
Sasaran
harus mudah diukur, sehingga dapat dilakukan perbaikan dari waktu ke waktu,
baik atas sasaran itu sendiri mapun proses mencapai sasaran tersebut.
Sebagai catatan, bahwa penentuan sasaran, biasanya
satu paket dengan visi, misi dan tujuan, bahkan strategi organisasi.
3.
Sarana
Setelah sasaran ditetapkan, tiba saatnya
mempersiapkan sarana. Apa yang menjadi saran organisasi? Secara umum, sarana bisa dipahami
sebagai instrumen atau sumber daya. Misalnya, adanya tenaga kerja / sumber daya
yang handal dan kompeten. Tersedianya peralatan kerja yang cukup. Modal usaha,
juga merupakan bagian dari sarana organisasi. Demikian juga akses bahan
/material kerja, penguasaan teknologi, merupakan sarana yang harus diperhatikan
dalam setiap proses bisnis.
4.
Sandaran
Pengertian sandaran, umumnya dapat
dipahami sebagai back up atau penyangga (buffer). Ibarat
bermain tinju, ketika terpukul, ring tinju bisa menjadi sandaran agar tidak
serta merta jatuh. Adanya sandaran (ketika terpukul), juga memberikan keleluasaan
bagaimana menata diri agar bisa menguasai permainan.
Didalam bisnis, ”pukulan tinju” tersebut bisa berupa
terpaan krisis moneter dan krisis finansial, sehingga perusahaan yang terkena
dampaknya sibuk mencari sandaran (agar selamat). Bagi perusahaan yang menginduk
pada sebuah holding company, induk perusahaan atau anak perusahaan
lainnya bisa menjadi sandaran untuk mengatasi krisis / persoalan bisnis
lainnya.
Bagaimana jika tidak mempunyai holding company, atau
ternyata hanya pengusaha mikro / kecil sekelas UMKM dan sejenisnya? Siapa /
apa sandarannya? Pada titik tertentu, konsumen bisa menjadi sandaran. Mengapa?
Konsumen yang loyal, selalu akan menanti produk perusahaan, meski perusahaan
sedang diterpa berbagai persoalan serius. Pada posisi tertentu, jaringan (networking)
juga bisa menjadi sandaran dalam proses bisnis. Mengapa? Dengan networking, kita
bisa berbagi dan membahas untuk selanjutnya memperoleh solusi atas setiap
masalah. Dengan networking pula dapat diperoleh area bisnis baru
sehingga perusahaan bisa melakukan ekpansi.
5.
Saat
Saat adalah dimensi dari waktu. Dalam proses bisnis
waktu memegang peranan penting. Misalnya berapa lama cycle time sebuah
aat produksi. Atau berapa
lama saluran distribusi bisa mencapai ke setiap pelanggan. Pengertian waktu
juga dapat diartikan kapan, misalnya kapan waktu yang tepat untuk;
a. Set up, upgrade, alat produksi
b. Membangun dan mengembangkan produk
baru,
c. Launching produk baru,
d. Melakukan penyesuaian harga,
e. Memberikan diskon kepada pelanggan,
f.
Menyesuaikan
fasilitas (gaji dll) kepada karyawan,
g. Memberikan penghargaan kepada karyawan,
Dengan mencermati setiap pergeseran waktu, serta kejelian menentukan kapan
waktu yang tepat diharapkan setiap langkah / usaha perusahaan lebih tepat
sasaran.
Selain ke 5S tersebut, perkenankan sebuah S, yaitu safety, dimana
seluruh komponen organisasi selalu memperhatikan aspek safety, termasuk
bagaimana agar perusahaan selalu selamat menghadapai badai persoalan yang
bertubi-tubi, serta selalu dalam kondisi yang sehat (utamanya aspek
finansiil-nya). Dengan safety pula, perusahaan akan tetap eksis dan bertahan,
sehingga perusahaan tidak sekedar mampu bertahan hanya seumur jagung.
Demikian,
semoga bisa menjadi referensi untuk mempersiapkan, memperbaiki dan
menyempurnakan kebutuhan dalam setiap proses bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar