Sabtu, 16 November 2013

Tukang tambal ban & Quick solution

Masih inget ga tentang peraturan dilarang merokok sekitar tahun 2006 lalu itu loh gw masih penasaran aja tuh ma peraturan itu katanya sih mau diterapin sampe2 kalo yang melanggar kena denda. Tapi pada hasilnya peraturan itu sampe sekarang 2013 engga terlihat bahkan seperti  tidak berlaku lagi betul gak sih ?? lagi pula masih banyak yang merokok di sembarang tempat dan punya tampang yang tidak takut dengan peraturan itu. Hampir semua dari kita pasti udah dengar pada NO 2/2006 yang isinya tentang pengendalian pencemaran udara di Jakarta, yang disitu juga disebutkan larangan merokok di tempat-tempat umun seperti kantor, sarana pendidikan, RS, mall, dll. Tapi tentu kita disini ngga untuk membahas pro dan kontra larangan tersebut, tapi lebih kepada sebuah tindakan yang menurut gw merupakan quick solution, bukan problem solver.
Solusi cepat dan ringkas, kayanya itu yang bisa kita temuin di republic tercinta ini walaupun kadang kita mungkin ga menyadarinya. Ayo coba kita hitung, berapa banyak penanganan masalah dengan tepat yang pernah kita temuin disini ? contoh ringannya, larangan merokok di tempat umum tersebut, apa ngga berjalan lebih efektif kalo terlebih efektif kalo terlebih dahulu perasarana (ruang khusus merokok)nya  disiapkan dengan lengkap disemua tempat-tempat yang dilarang merokok sembarangan , baru peraturan itu bisa diterapin ke masyarakat. Apalagi dengan dalih pengendalian pencemaran udara, seberapa besar kontribusi polusi udara dari asap 50 orang yang merokok bersamaan dibandingkan dengan sebuah metromini dengan asap hitam yang amit­-amit itu? Coba hitung ada berapa banyak kendaraan umum di Jakarta yang seperti itu? Atau pencemaran dari asap pabrik-pabrik di seputaran botabek?
Masih banyak lagi hal-hal yang aneh kalo kita mau sedikit mencermati, problem khas Negara kita , “bikin aja dulu peraturannya, prasarana ntar dipikirin lagi sambil jalan”. Uji emesi untuk kendaran pribadi mulai febuari 2006 juga dapat respon beragam dari masyarakat. Seperti juga larangan merokok ditempat umum, gw yakin banyak dari penduduk Indonesia ang sudah sadar akan pentingnya kesehatan dll, tapi alangkah terkejutnya gw ternyata bengkel2 resmi yang ditunjuk pun belum siap dan belum memadai jumlahnya dibandingkan jumlah mobil pribadinya.
Coba banyangin deh akan seperti apa jadinya ? belum lagi masalah klasik dan sudah melegenda disini. Apakah ini nantinya tidak akan jadi ajang baru untuk ber KKN ria ? mudah2n para petinggi dan penguasa kita diatas sana ngerti. Kalo mereka bukan levelnya tukang tambal ban dipinggir jalan, yang begitu nemu pasien dengan ban yang bocor, ya udah tambal aja dulu lobangnya, kalo besok bocor lagi ya tinggal tambal lagi.
Semoga juga para bapak2 yang terhomat itu paham, yang harus dilakukan adalah membersihkan dulubjalannya dari paku dan kerikil2 tajam biar engga lagi kebocoran2 yang dialamin orang lewat jalan itu, baru terapan peraturan bahwa semua orang harus lewat jalan itu. Amin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar