Definisi
Perencanaan
- Perencanaaan adalah suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan pada masa yang akan datang. (Conyers dan Hills, 1994)
- Perencanaan adalah suatu proses antisipasi tentang kejadian dan kondisi masa mendatang, dan menentukan upaya terbaik untuk pencapaian tersebut.(Haryono Wicaksono dan Euis Hernawati,
- Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaiman pencapaiannya.(Stoner dan Walker, 1986)
- Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian. (Abdulrachamn, 1993)
- Perencanaan itu mecakup suatu pemikiran yang sadar, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, penggunaan sumber daya, dan tindakan yang akan dilaksanakan.
~ Definisi
Pendidikan
- Pendidikan berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. (Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232)
- Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata “Pedagogi” yaitu kata “paid” artinya “anak” sedangkan “agogos” yang artinya membimbing “sehingga “ pedagogi” dapat di artikan sebagai “ilmu dan seni mengajar anak”.
- Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
- Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Wikipedia)
- Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
- Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh potensi (fitrah) yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya (insan kamil).
- Pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan diri akan pengetahuan yang belum kita ketahui tentunya, serta melatih kemampuan kita, mempersiapkan diri dengan kualitas yang dapat bersaing bukan hanya lokal tapi juga international.
- Pendidikan adalah ilmu yang wajib dipelajari sehingga seseorang tahu, mampu dan bermanfaat bagi alam semesta.
~ Definisi
Perencanaan Pendidikan
- Menurut Prof. Dr. Yusuf Enoch, Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
- Menurut Beeby, C.E, Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
- Menurut Guruge (1972), Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
- Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975), Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
- Menurut Coombs (1982), Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
- Menurut Y. Dror (1975), Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi,
definisi perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan
dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal
yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam
bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan,
dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu
satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan
yang Efektif dan Efisien
Perencanaan pada hakekatnya
merupakan suatu proses yang mengarahkan sebagai usaha untuk mencapai suatu
tujuan. Perencanaan pembangunan nasional merupakan suatu proses yang
mengarahkan keseluruhan usaha yang melibatkan kemampuan serta pemanfaatan
sumber-sumber daya dan dana untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Pendidikan dan pelatihan sebagai proses sumber daya manusia yang akan
melaksanakan dan menikmati hasil pembangunan nasional haruslah sejalan dengan
proses untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan
nasional harus diarahkan kepada pencapaian tujuan dan visi normatif pembangunan
nasional sebagaimana kekuatan internal serta kecenderungan-kecenderungan global
yang mempengaruhi arah pembangunan nasional dalam PJP II, maka kita dapat
merumuskan visi strategis mengenai pembangunan nasional kita. Dalam rangka
untuk mewujudkan visi strategis pembangunan nasional, maka perencanaan
pendidikan dan pelatihan yang sejalan dengan itu perlu dirumuskan. Perencanaan
pendidikan dan pelatihan tersebut tidak lain yaitu suatu proses perencanaan
yang efektif dan efisien yang mengandung 3 unsur pokok, yaitu : a) system, b)
materi pembelajaran dan pelatihan, c) proses pembelajaran dan pelatihan.
Dengan proses perencanaan pendidikan
dan pelatihan nasional yang demikian bukanlah semata-mata pencapaian target
kuantitatif tetapi juga bahkan terlebih berkenan dengan pembenahan system agar
supaya lebih efektif dan efisien, meningkatkan mutu proses pembelajaran dan
pelatihan, serta materi yang disampaikan di dalam proses. Tersebut bukan hanya
mempunyai kualitas yang tinggi tetapi juga relevan dengan tuntutan pembangunan
nasional.
B. Perencanaan Pendidikan dan
Pelatihan yang Efektif
Rencana yang efektif adalah rencana yang yang menunjang
pencapaian tujuan PJP II, khususnya tujuan strategis PJP II yang telah
dijadwalkan pada periode Repelita. Seperti yang dirumuskan, tujuan strategis
dari pembangunan PJP II yaitu : menyiapkan masyarakat industri maju. Suatu
masyarakat industri maju memiliki ciri-ciri yang khusus yaitu masyarakat yang
mengenal disiplin. Tanpa disiplin tidak mungkin industri maju yang menggunakan
unsur-unsur posisi tinggi berjalan tanpa disiplin. Disiplin dalam pekerjaan, di
dalam produksi dan di dalam kehidupan. Tidak ada suatu negara industri maju
tanpa kedisiplinan warganya. Oleh karena itu, perencanaan pendidikan dan
pelatihan haruslah diarahkan kepada tumbuhnya suatu masyarakat yang
berdisiplin.
Rencana yang telah disepakati haruslah dilaksanakan sesuai
dengan kesepakatan, menyampingkan tujuan-tujuan tambahan dan memfokuskan kepada
rencana yang telah ditentukan. Bukan berarti bahwa rencana yang telah
disepakati tidak dapat ditawar-tawar lagi. Penyesuaian suatu rencana hanya
dapat terjadi apabila kondisi meminta untuk perbaikan-perbaikan selama
pelaksanaan. Keterbatasan dana, ketidakmampuan pelaksana, kurang koordinasi di
lapangan dapat menyebabkan penyesuaian pelaksanaan.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan diarahkan pada
pengembangan dan penguasaan IPTEK serta penerapannya. Berikutnya keterampilan
yang diprogramkan adalah keterampilan yang dibutuhkan di dalam pasar kerja oleh
dunia industri atau oleh kesempatan-kesenmpatan yang muncul karena kemajuan
ilmu dan teknologi kemudian perencanaan yang disajikan merupakan suatu rencana
yang melahirkan inisiatif.
Demikianlah proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang
efektif harus dapat menumbuhkan suatu system pendidikan dan perencanaan yang
mengakomodasikan lahirnya kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh suatu
masyarakat industri. Sistemnya haruslah efektif, artinya tidak ada duplikasi
serta program tanpa arah. Seluruh sistem diberdayakan agar secara cepat dan
tepat menunjang pencapaian tujuan PJP II. Hal ini berarti perencanaan
Ppendidikan dan pelatihan haruslah komprehensif, sebab sumber daya manusia yang
aka n dibutuhkan oleh semua sector pembangunan.
Selama PJP II tujuan ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan
sehingga terjadi berbagai pemborosan dan bermuara kepada angka pengangguran
yang semakin besar. Pengangguran menandakan bukan hanya oleh factor-faktor
ekonomi, melainkan juga sebagai variable ketidakefektifan proses perencanaan
pendidikan dan pelatihan dalam membangun suatu system yang efektif.
Suatu proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang
efektif juga berkenaan dengan proses pembelajaran. Era informasi dengan cyber
learning akan mengubah seluruh proses belajar baik di dalam system
pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu, cyber
learning harus direncanakan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam
rencana pendidikan dan pelatihan masa depan.
C. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan yang Efisien
Efisien artinya penggunaan sumber-sumber secara tepat guna
dalam rangka pencapaian suatu tujuan. Dalam hubungan ini, proses perencanaan
yang efisien adalah proses perencanaan yang mempunyai karakteristik, antara
lain : efisiensi berimplikasi tanpa duplikasi berarti intensifikasi. Tetapi
apabila duplikasi tanpa kerjasama, maka hal itu dapat dikatakan pemborosan.
Dengan demikian proses perencanaan pendidikan dan pelatihan
akan dangkal sifatnya atau akan melenceng dari tujuan nasional karena tidak
memperhitungkan kepentingan sector-sektor lainnya. Oleh sebab itu, kerjasama
intern, instansi antar lembaga, antar departemen di dalam proses perencanaan
pendidikan dan pelatihan merupakan syarat mutlak. Proses kerjasama ini sudah
dapat diperlancar dengan adanya teknologi komunikasi yang canggih. Maka dari
itu, dapat dirumuskan secara lebih efisien serta lebih tepat dan cepat
program-program nasional yang mempunyai dimensi antar sektoral.
D. Keseimbangan antara Pendidikan dan Program Pelatihan
Kita telah merencanakan program pendidikan terpisah dari
program pelatihan. Namun di dalam era informasi di mana pendidikan merupakan
pendidikan seumur hidup, maka porsi umur yang diperuntukkan bagi program
pendidikan sekolah ialah singkat dibandingkan dengan porsi umur yang diberikan
kepada program pelatihan yang berjalan seumur hidup. Apabila karakteristik
pekerjaan masa depan yang dinamis akan memberikan relevansi yang tinggi
terhadap program pelatihan. Oleh karena itu, di dalam proses pendidikan dan
pelatihan masa depan yang efisien harus lebih memperhatikan kepada pengembangan
program pelatihan nasional.
E. Tenaga-tenaga Perencana yang professional
Perencanaan pendidikan dan pelatihan masa depan yang efektif
dan efisien tentunya meminta tenaga-tenaga yang professional tersebut, yaitu
para perencana harus merupakan suatu tim multi-disipliner. Dan mereka bukan
hanya ahli-ahli dalam bidang pendidikan dan pelatihan melainkan juga dari
disiplin-disiplin dari luar pendidikan, seperti teknik, ekonomi, antropologi,
filsafat, dan bidang-bidang lainnya yang relevan. Tentunya yang ideal adalah
adalah ahli-ahli pendidikan yang menguasai disiplin-disiplin lainnya.
Dalam transformasi IKIP menjadi Universitas, maka
tenaga-tenaga perencana yang professional akan lebih terbuka. Para akademisi
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan akan dapat didik sebagai tenaga-tenaga
perencana pendidikan dan pelatihan yang lebih mantap dan professional. Tim
perencana yang multi-disipliner, yang menghayati masalah-masalah pendidikan,
akan dapat menghayati dan membangun suatu system pendidikan dan pelatihan yang
relevan dengan tujuan strategis dan misi strategis pembangunan serta dapat
mengembangkan materi yang akan disampaikan di dalam proses pembelajaran dan
pelatihan, serta menguasai tehnik proses pembelajaran itu sendiri.
Proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan
efisien secara mutlak harus ditopang oleh peneliti (riset). Riset yang
dibutuhkan adalah dalam dua bidang, yaitu bidang kebijakan dan dalam bidang
intern pendidikan. Pelaksanaan riset kebijakan pendidikan dapat dilaksanakan
oleh badan pemerintah tetapi juga oleh lembaga-lembaga swasta yang independent
agar supaya dapat dirumuskan kebijakan-kebijakan dari berbagai arah serta tidak
berpihak.
Demikian juga pelaksanaan riset mengenai masalah-masalah
pendidikan an sich perlu dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah, misalnya
di lingkungan universitas dan lembaga-lembaga riset masyarakat mengenai
mengenai pendidikan. Dewasa ini dirasakan suatu kelemahan di dalam pengembangan
pendidikan dan pelatihan nasional karena ketiadaan data riset mengenai
masalah-masalah pendidikan san pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia sendiri yang sedang berkembang me nuju masyarakat industri.
Dari berbagai konsep pendidikan dan pelatihan berasal dari
pinjaman atau limpahan pemikiran-pemikiran barat mengenai perkembangan yang
sebenarnya dari Indonesia sampai dewasa di dalam lingkungan kebudayaan
Indonesia.
F. Kurikulum Nasional yang Ramping
Perencanaan yang efisien dalam sector pendidikan dan
pelatihan juga diarahkan kepada terwujudnya suatu kurikulum yang ramping. Kita
mengetahui bahwa dewasa ini, kurikulum sudah sangat berat dengan pengetahuan
yang kurang relevan dengan kehidupan nyata. Era reformasi bukan berarti
menghafal dan penguasai semua informasi dan data yang ada, tetapi bagaimana
mengelola informasi yang ada agar supaya bermanfaat bagi kehidupan.
Dengan demikian perencanaan
pendidikan dan pelatihan yang efisien menuntut lebih banyak pemanfaatan pendidikan
umum sebagaimana diproyeksikan oleh Negara-negara Uni Eropa dewasa ini. Oleh
karena itu, apabila dewasa ini kita mengenal Kurikulum Nasional dan Kurikulum
Lokal di mana seolah-olah yang penting adalah Kurikulum, maka dalam menjalani
abad 21 justru yang penting adalah Kurikulum Lokal yang merupakan kurikulum
Kurikulum Inti. Sedangkan Kurikulum Nasional merupakan lapisan plasma dari
kurikulum itu sendiri. Tentunya Kurikulum Lokal yang merupakan inti memerlukan
persiapan yang berat dan matang di daerah-daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar