PERENCANAAN, TUJUAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN 
A. Perencanaan 
Perencanaan
 diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab 
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil 
suatu keputusan dan tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis
 kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan 
dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, 
karena fungsi-fungsi tersebut  hanya dapat melaksanakan 
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
B. Batasan Perencanaan
Menurut
 Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be 
done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a 
course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang 
dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas 
pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( 
When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu 
fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan
 kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, 
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.
C. Unsur-unsur Perencanaan 
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan 
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.   
D. Sifat Rencana Yang Baik
Rencana yang baik harus memuat sifat-sifat sebagai berikut :
1.
 Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami 
oleh yang menerima sehingga penafsiran yang berbeda-beda dapat 
ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan 
dengan keadaan yang sebenarnya bila ada perubahan keadaan maka tidak 
semua rencana dirubah dan dimungkinkan diadakan penyesuaian-penyesuaian 
saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain 
dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali 
rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap 
rencana harus ada dalam perimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti
 bahwa pemberian waktu dan factor-faktor produksi kepada siapa tujuan 
organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
E. Proses Pembuatan Rencana
1. Menetapkan tugas dan tujuan
Antara
 tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat 
difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan 
tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang 
tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa
Menentukan
 factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan 
(Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa 
terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
Faktor
 yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam
 pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut
 atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang 
dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa
Sintesa
 yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang 
ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan 
tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai 
kelemahan-kelemahan.
F. Siapa Pembuat Rencana ?
1. Panitia Perencanaan
Panitia
 ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili beberapa pihak, yang 
masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu rencana, 
dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2. Bagian Perencanaan
Seringkali
 tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam suatu organisasi atau 
perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu organisasi yang bertugas
 khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur perwakilan yang 
mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3. Tenaga Staf
Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok fungsional yaitu :
- Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung menangani pekerjaan 
-
 Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan 
barang atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk 
kemudian merencanakan sesuatu guna.
G. Bentuk-bentuk  Perencanaan 
1. Recana Global (Global Plan) 
Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2. Rencana Stategik (Strategic Plan)
Bagian
 dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun 
kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, 
dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan 
dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu.
Merupakan
 proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk 
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan 
perencanaan strategic ini yaitu :
1. Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan
2. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3. Rencana Operasional ( Operational Plan ) 
Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek. 
-
 Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak 
digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih 
terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan
 mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing 
Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk 
penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu 
dan akan terjadi berulang-ulang. 
H. Tujuan Organisasi ( Organization Goal )
Dua unsur dari pada tujuan yaitu :
1. Hasil akhir yang ingin dicapai
2. Kegiatan yang dilakukan saat ini untuk mencapai tujuan tersebut
Dalam buku Manullang Davis membagi tujuan menjadi tiga jenis yaitu :
1.
 Tujuan primer berupa nilai ekonomis yang diberikan baik langsung 
ataupun tidak langsung kepada masyarakat dalam pembuatan barang dan 
jasa.
2. Tujuan kolateralnilai umum dalam pengertian luas demi kebaikan masyarakat
3. Tujuan Skunder, berkenaan dengan nilai ekonomis dan efektifitas dalam pencapaian tujuan diatas. 
I. Bentuk-bentuk Tujuan
Parrow membagi tujuan menjadi lima bentuk :
1. Sociental Goals, dibagi menjadi bagian-bagian karena organisasi sifatnya luas untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat.
2. Output Goals, menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam bentuk konsumsi.
3. System Goals, pelaksanaan semua fungsi organisasi dilakukan dengan system yang biasa digunakan dalam organisasi tersebut.
4. Product Goals, berdasarkan pada produk yang dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan.
5. Derived Goals, dihubungkan dan didasarkan pada tujuan-tujuan lainnya yang ada dalam organisasi,
J. Fungsi Tujuan 
1.
 Sebagai dasar dan patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam 
organisasi baik pengarahan, penyaluran usaha-usaha maupun kegiatan dari 
para anggota organisasi tersebut tanpa kecuali.
2. Sumber legitimasi 
dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna 
mendapatkan sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi dan 
mendapatkan dukungan dari lingkungan yang berada di sekitarnya.
3. 
Sebagai standar pelaksanaan dengan melaksanakan diri pada tujuan yang 
akan dicapai yang dibuat secara jelas dan dapat dipahami oleh anggota 
lainnya.
4. Sumber motivasi untuk mendorong anggota lainnya dalam 
melaksanakan tugasnya, misal dengan memberikan insentif bagi anggota 
yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas 
standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong anggota 
lainnya.
5. Sebagai unsur rasional perusahaan, karena tujuan ini merupakan dasar perancangan dari organisasi.
Peter Drucker menetapkan delapan unsur yang harus ada dalam suatu organisasi di dalam menetapkan tujuan, yaitu :
1.
 Posisi pasar, berapa market share yang dapat dikuasai oleh perusahaan, 
hal ini dengan melihat berapa besar langganan dan produk yang dapat 
dikuasai, segmen pasar dan saluran distribusi yang digunakan.
2. 
Produktivitas, yaitu dengan menghitung antar input yang digunakan dengan
 output yang dicapai, yang merupakan efisiensi perusahaan.
3. 
Sumberdaya pisik dan keuangan, dengan memperhatikan teknologi yang 
digunakan dan sumberdaya yang diperlukan dihubungkan dengan besarnya 
posisi keuangan yang dimiliki.
4. Profitabilitas, pencapaian tujuan 
yang dihitung dengan berapa rupiah yang diterima dengan melakukan riset 
and develop-ment, tersedianya kapital untuk renovasi teknologi dan 
kompensasi yang diterima.
5. Inovasi, yaitu pembaharuan-pembaharuan 
yang dilaksanakan dengan mengeluarkan produk baru, teknologi yang lebih 
canggih misalnya, yang didasarkan pada kebutuhan yang terus bertambah.
6. Prestasi dan pengembangan manajer, dengan memperhatikan pada kualitas manajemen untuk pengembangan para manajer.
7.
 Prestasi dan sikap karyawan, dengan menetapkan tujuan-tujuan yang 
menyangkut faktor-faktor karyawan dalam pencapaian efektifitas kerja.
8.
 Tanggung jawab solusi dan publik, guna menangani gejolak yang terjadi 
di perusahaan yang dilakukan oleh para karyawan berupa pemogokan ataupun
 unjuk rasa, hukum, pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya.
K. Management Bay Objective ( MBO )
Pertama
 kali diperkenalkan oleh Peter Drucker dalam bukunya The Practice of 
Management pada tahun 1954. Management by objective dapat juga disebut 
sebagai manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan hasil 
(Management by Result), Goals management, Work planning and review dan 
lain sebagainya yang pada intinya sama.
Management by objective 
menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan yang 
efektif, dengan menetapkan prosedur pencapaian baik yang formal maupun 
informal, pertama dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan
 dengan kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan 
peninjauan kembali atas pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan MBO 
singkatan dari management by objective yaitu proses partisipasi yang 
melibatkan bawahan dan para manajer dalam setiap tingkatan organisasi 
yang dirumuskan dengan bentuk misi atau sasaran, yang dapat diukur 
dimana penggunaan ukuran ini sebagai pedoman bagi pengoperasian satuan 
kerja.
L. Sistem Management By Objective Yang Efektif
1. 
Adanya komitmen para manajer tujuan pribadi dan organisasi, sehingga dia
 harus berjumpa dengan bawahannya untuk memberikan penetapan tujuan dan 
menilainya.
2. Penetapan tujuan manajemen puncak yang dinyatakan 
dalam nilai tertentu yang dapat diukur, sehingga antara manajer dan 
bawahan mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang diharapkan oleh 
manajemen puncak, sehingga dapat diketahui antara individu dengan tujuan
 organisasi secara keseluruhan.
3. Tujuan perseorangan, dimana antara
 manajer dan bawahan harus merumuskan tujuan bersama dan tanggung jawab 
terhadap bagiannya secara jelas guna memahami tentang apa yang akan 
dicapai.
4. Perlunya partisipasi semua pihak, dimana semakin besar 
partisipasi dari semua anggota, maka semakin besar tujuan yang akan 
tercapai.
5. Otonomi dan implementasi rencana, disini bawahan dan 
manajer bebas untuk mengembangkan dan mengimplementasikan 
program-program pencapaian tujuannya.
6. Peninjauan kembali prestasi yang dilakukan secara periodik terhadap kemajuan tujuan.
M. Kebaikan dan Kelemahan MBO
Kebaikan : Kelemahan :
1. Mengetahui apa yang diharap-harapkan dari organisasi.
2. Membantu manajer membuat tujuan dan sasaran.
3. Memperbaiki komunikasi vertikal antara manajer dengan bawahan
4. Membuat proses evaluasi. 1. Kelemahan yang melekat pada proses MBO, dalam konsumsi waktu dan biaya yang besar.
2. Dalam hal pengembangan dan implementasi program-program MBO.
N. Unsur-unsur Efektivitas MBO
1. Agar MBO sukses maka manajer harus memahami dan mempunyai trampilan secara mengetahui kemanfaatan dan kegunaan dari MBO.
2.
 Tujuan merupakan hal yang realistis dan mudah dipahami oleh siapapun 
juga, sehingga tujuan ini sering digunakan untuk mengevaluasi prestasi 
kerja dari manajer, apakah dia berhasil dalam tugasnya atau gagal.
3. Top manajer harus menjaga sistem MBO ini tetap hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya.
4.
 Tanpa partisipasi semua pihak tidaklah mungkin program MBO ini 
berjalan, maka semua pihak harus mengetahui posisinya dalam hubungannya 
dengan tujuan yang akan dicapai, umpan balik terhadapnya sangat berguna.
O. Bentuk-bentuk Pembuatan Keputusan ( Decision Making )
Pembuatan
 keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam 
penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh 
setiap jabatan dalam organisasi. Manajer akan membantu keputusan yang 
berbeda dalam situasi dan kondisi yang berbeda pula.
Bentuk keputusan
 ini bisa berupa keputusan yang diprogram (Programmed decisions) atau 
tidak, bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi
 kepastian, resiko dan ketidak pastian.
Keputusan terprogram yaitu 
keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang 
terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh : penetapan gaji 
pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang 
kepegawaian dan sebagainya.
Keputusan tidak terprogram 
(non-programmed decisions), yaitu keputusan yang dibuat karena 
terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh : 
pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot
 tajam, pemakaian teknologi yang termodern, dan lain sebagainya.
Keputusan
 dengan kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini tergantung dari 
beberapa aspek yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, 
seperti reaksi pesaing, perubahan perekonomian, perubahan teknologi, 
perilaku konsumen dan lain sebagainya. Oleh karena itu ini terbagi dalam
 tiga jenis situasi, yaitu :
Kepastian (certainty), yaitu dengan 
diketahuinya keaaan yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena 
tersedianya informasi yang akurat dan responsibility.
Resiko (risk), 
yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas setiap 
kemungkinan yang akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang 
lengkap tidak dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Ketidak 
pastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas yang
 dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu 
mendatang, karena tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini
 menyangkut keputusan yang kritis dan paling menarik.
P. Proses Pembuatan Keputusan 
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer
 harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan 
bagian-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya
 dipecahkan.
2. Pengumpuland an Analisa Data yang Relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4. Pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan
Menilai
 efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan 
menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang 
realistic serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat 
membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidak sempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6. Implementasi Keputusan
Manajer
 harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya 
yang diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidak puasan terhadap 
keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan 
periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru 
dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas 
segala kemungkinan yang terjadi.
7. Evaluasi atas Hasil Keputusan
Implementasi
 yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah 
berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
Q. Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan Keputusan
Keterlibatan
 bawahan dalam pembuatan keputusan dapat bersifat resmi missal dengan 
pembuatan kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi missal dengan meminta
 gagasan dan saran-saran. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada sifat
 formal lebih efektif karena banyak masukan-masukan pengetahuan yang 
lainnya. karakteristik situasi keputusan dan gaya pembuatan keputusan 
manajemen akan mempengaruhi dan menentukan apakah pembuatan keputusan 
dilakukan secara kelompok atau tidak.
R. Metode Kuantitatif Dalam Pembuatan Keputusan
Operasi
 organisasi semakin komplek dan mahal, sehingga semakin sulit dan 
penting manajer dalam membuat rencana dan keputusan. Untuk itu 
diperlukan bantuan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif. Teknik dan
 peralatan kuantitatif pembuatan keputusan dikenal dengan nama teknik 
management science dan operations research. Riset operasi menggambarkan,
 memahami, dan memperkirakan perilaku berbagai sistem yang komplek dalam
 kehidupan manusia. Tujuannya menyediakan informasi yang akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar