Kamis, 28 November 2013

Makhluk hidup tidak bisa lepas dari lingkungan sosial maupun alam



Makhluk hidup tidak bisa lepas dari lingkungan disekitarnya baik sosial maupun alam. Perlu diketahui jika makhluk hidup tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya pasti akan mengalami mati atau kepunahan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita, mampu mempengaruhi perkembangan hidup baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan dapat di bedakan menjadi dua yaitu:
- Biotik yaitu segala sesuatu disekitar kita yang bernyawa dapat berupa hewan, tumbuhan, atau mikro organisme.
- Abiotik yaitu segala sesuatu disekitar kita yang tidak bernyawa dapat berupa tanah, batu, sungai, laut dan sebagainya.

lingkungan alam
Lingkungan alam tersebut sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem makhluk di bumi ini. Mereka saling berkaitan satu sama lain seperti contohnya kambing tanpa ada rumput pasti mati kelaparan, begitu juga air jika tidak ada semua makhluk akan mati karena semua organisme hidup membutuhkan lebih dari 70% air. Selain itu alam dapat berubah sedemikian waktu sehingga mempengaruhi makhluk yang hidup didalamnya. Seperti pada jaman es dulu organisme hidup berciri khas berbeda dengan jaman sekarang. Semuanya mengalami perputaran berdasarkab kondisi alam. Bahkan perputaran iklim serta cuaca juga mempengaruhi semua itu dapat diartikan dengan siklus alam.
Lingkungan alam sendiri merupakan segala sesuatu yang ada di alam sekitar kita ciptaan dari Tuhan untuk keseimbangan makhluk hidup. Banyak macam bentuk lingkungan tersebut disesuaikan dengan letak serta fungsinya yaitu:
- Daratan
Merupakan lingkungan yang ada di daerah daratan berupa tanah, sumber air, tumbuh-tumbuhan, batu, serta makhluk hidup didalamnya.
- Perairan
Berupa lingkungan berada di air baik asin maupun tawar seperti laut, sungai, danau, atau kolam buatan dengan segala bentuk organisme laut yang hidup maupun mati.
Dua lingkungan semacam itu adalah keadaan yang sudah diciptakan dan tidak bisa ditolak oleh siapapun, saling berkaitan dan menopang satu sama lain. Kadangkala keadaan alam tidak bersahabat sehingga rusak dengan sendirinya karena faktor alami maupun dibuat oleh manusia. Kerusakan tersebut memang dapat berdampak pada perubahan ekosistem makhluk yang menghuni bumi ini.
Berdasarkan faktor penyebabnya ada dua kemungkinan kerusakan terjadi sebagai berikut:
- Kerusakan akibat peristiwa alami
Berbagai bentuk bencana dibumi melanda beberapa belahan negara di dunia, sebagai contoh di Indonesia. Hampir puluhan kali Indonesia mengalami gempa bumi cukup dahsyat serta mampu meluluh lantahkan manusia. Gempa dan tsunami di Aceh merupakan bencana terbesar, hampir 300.000 orang meninggal dalam bencana tersebut. Gempa bumi 5,6 skala richter di Yogyakarta juga merenggut banyak korban, atau gempa di Padang pariaman serta pulau Nias. Semua bencana itu dapat berupa gempa, gunung meletus, tsunami, kekeringan, banjir, ataupun tanah longsor dan semua peristiwa dilakukan secara alami tanpa ada campur tangan manusia.
- Kerusakan akibat buatan manusia.
Peristiwa kerusakan semacam ini tidak dapat dimaafkan dan sering terjadi karena faktor kesengajaan maupun tidak sengaja. Seperti baru-baru ini kebakaran hutan di Riau sampai asapnya ke negara tetangga, kerusakan tersebut akibat ulah perusahaan besar di Riau melakukan kesalahan dalam sistem operasionalnya. Seringkali kebakaran hutan di Indonesia seperti kalimantan ataupun Sumatra 70% akibat ulah tangan manusia.
Banjir juga merupakan kendala meresahkan banyak pihak, terutama sering terjadi di kota-kota besar, disebabkan oleh manusia tidak menyadari akan lahan hijau atau sering membuang sampah di sungai. Pembuangan sampah disungai selain menimbulkan banjir juga berakibat rusaknya fungsi sistem organisme hidup di sungai mati. Kerusakan buatan ini bermacam-macam bentuknya selain kebakaran hutan dan banjir, bisa adanya polusi (udara, tanah, air), tanah longsor, kepunahan makhluk hidup (tumbuhan langka, hewan langka), dan sebagainya. Kerusakan dapat berupa penebangan pohon liar, perburuan hewan illegal, pembuangan sampah/limbah, membakar hutan untuk membuka lahan, kendaraan bermotor berlebihan, penambangan sumber daya alam berlebihan (batubara, emas, batu, dll).
Semua itu dapat dicegah dengan melakukan beberapa penerapan hukum secara total, hukum di Indonesia sudah benar adanya namun kadangkala oknum penegak hukum tidak mampu bertindak tegas. Selain itu bisa dilakukan dengan pendekatan secara emosional melalui masyarakat mengenai kesadaran menjaga lingkungan alam entah melakukan penyuluhan, kegiatan observasi lingkungan maupun pendidikan ke sekolah-sekolah. Kesemuanya dimaksudkan agar masyarakat serta pemerintah bersama-sama memiliki partisipasi terhadap lingkungan sekitarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar