Sabtu, 16 November 2013

Gerah



Heranku pada pada mata langit
Yang membalas gerutuku
Tak kalah sengitnya hari ini
Anak-anak rambut di ubun-ubun berteriak kegerahan !
Belum lagi kegerahanku yang kering penat mencaci maki
Satu,  dua, tiga, empat, lima
Jam berlalu sudah
Mata di langit memerah
Ku tatap dingin,
Tak rela dia ucapkan selamat tinggal
Dia terus menggapai lweat sinarnya
Sementara sang  waktu menggusur dia pergi
Tinggalkan suram..suram dan gelap
Tapi tunggu dulu
Kenapa aku tetap kegerahan ?
Kuraba ubun-ubunku
Dehidrasi rupanya
Tanganku panas, terasa bagai bara
Wahai…
Hatiku mendidih, putau menebar gerah
Aku menggeliat, menggaruk dan menggerutu
Ternayata barang ini cuman ampah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar